Pada suatu ketika Nabi Musa telah memenuhi panggilan Allah subhana wa Ta'ala. Beliau naik ke gunung sinai (Thursina) setelah beliau menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah SWT pun berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau.
Illustrasi Oleh Pixabay |
Kemudian Nabi Musa as pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb nya.
" Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah Kami tentukan . Dan telah berfirman Rabb nya kepadanya : berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku , agar aku dapat memandang Engkau"
Berkatalah Allah : Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihat-Ku, tetapi
arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya
, niscaya engkau dapat melihat-Ku.
Setelah mendengar permintaan Nabi Musa as itu, kemudian Allah SWT berfirman
: "Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat
KU, kemudian ia mampu untuk tetap hidup. "
Nabi Musa as berkata : Ya Rabbi, tidak ada sesuatupun yang menyekutui MU,
sesungguhnya melihat MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku
terus hidup tanpa melihat MU. Rabbi, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan
hikmat MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku
rela mati "
Ibnu Abbas ra, sahabat Rasulullah saw meriwayatkan bahwa ketika Allah SWT
mengetahui Nabi Musa as ingin dikabulkan, maka berfirman Allah : " Pergilah
engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas
batu itu, kemudian Aku akan menurunkan bala tentara KU kepada mu. "
Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah pun menurunkan
bala tentaranya, para malaikat hingga langit ketujuh, untuk menampakkan diri
kepadaya. Diperintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri
di hadapan nabi Musa as. sambil mengeraskan suara tasbih, tahlil mereka,
bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar.
Kemudian para malaikat penghuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri,
dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam, mereka bersayap dan memiliki
raut muka, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa. Berlalu di hadapan
Nabi Musa sambil mengeraskan suara -suara tasbihnya.
Mendengar teriakan-teriakan tersebut, Nabi Musa merasa ngeri dan kemudian
berkata : Ya Rabi, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau
berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini ?
Pimpinan dari kelompok malaikat tersebut berkata :
Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini
baru sebagian kecil saja.
Allah SWT memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah
malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya dengan aneka ragam bentuk dan
warnanya. Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan
tasbih, tahlil dengan suara hiruk pikuk menggelegar.
Nabi Musa semakin berputus asa. dan kelompok malaikat itu berkata : wahai
Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk
melihatnya.
Kemudian penghuni langit keempat turun.
Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang
seperti salju. Dengan suara melengking mereka memekikkan tasbih dan
tahlil.
Demikianlah , Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua
malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang
ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar.
Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar
matahari.
Nabi Musa as menangis dan meratap. Ya Rabbi, ingatlah aku, jangan Engkau
lupakan diriku. Aku adalah hamba Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku
akan selamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar, jika
aku masih disini aku akan mati.
Ketua para malaikat itu pun berkata : Nyaris dirimu dipenuhi ketakutan dan
nyaris hatimu terlepas wahai Musa. Tempat yang engkau gunakan untuk duduk
adalah tempat yang akan engkau pergunakan untuk melihat Rabb.
Kemudian turunlah malaikat Jibril as, Mikail as dan Israfil as, beserta
seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk pemikul Al Arsy dan Al
Kursi. Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa as sambil
berkata :
Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkanmu naik ke atas
bukit ini. Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat
melihat Nya ? Nabi Musa as gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan luruh
dari persendian.
Ketika Allah SWT melihat itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al
Arsy, lalu Nabi Musa as bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga
hatinya tenang.
Malaikat Israfil berkata : Hai MUsa, demi Allah, kami ini sekalipun
pemimpin para malaikat, sejak kami diciptakan kami tidak berani mengangkat
pandangan mata kami ke arah Al Arsy. Karena kami sangat khawatir dan sangat
takut kepada Rabb. Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang
lemah ?
Setelah hatinya tenang, Nabi Musa menjawab : Wahai Israfil, aku hanya ingin
mngetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah
melihatnya.
Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada langit : AKU akan menampakkan
Diri, bertajali pada gunung itu
Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, mega,
surga , neraka, para malaikat dan samudera. Semua bersungkur sujud,
sementara Nabi Musa as masih memandang ke arah gunung itu.
Tatkala Rabbnya menampakkan diri diatas gunung , maka hancur luluhlah
gunung itu dan nabi Musa pun jatuh pingsan.
Nabi Musa as seakan -akan mati karena pancaran Cahaya Allah SWT yang Mulia
dan ia terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terjungkal terbalik menjadi
semacam kubah yang menaungi nabi Musa as agar tidak terbakar Cahaya.
Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril as untuk membalikkan batu itu dari tubuh nya. Wajah nabi Musa as memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya.
"Maka setelah Musa tersadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau , aku sungguh bertaubat kepada MU dan aku adalah orang yang pertama kali beriman
(QS. Al-A'raf).
Nabi Musa punn berkata,
"Saya beriman, bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mampu melihat Mu ya Allah dengan mata lahir, kecuali ia akan mati."
Sumber:
Surat Al A'raf
kisahislamiah.blogspot.com/
sangembunpagi.blogspot.com
Kunjungi Juga:
Ketika Bumi Diciptakan
ADAM, Manusia Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar